Monday, May 31, 2010

Keterasingan Dalam Pekerjaan

Dalam beberapa pandangan tidaklah mudah memahami pikiran-pikiran Karl Mark, karena Mark bukanlah seorang penulis sistematik melainkan seorang aktivis revolusioner sehingga tulisan-tulisannya kadang kala mengandung banyak keraguan, kurang memahami persyaratan ilmiah modern seperti ketepatan, konsepsi statistik dan probabilitas dewasa ini.

Salah satu ajaran Mark yang amat penting dalam seluruh gagasannya adalah soal keterasingan manusia yang dialaminya dalam kerja. Hal ini antara lain dikemukakannya dalam Economic dan Philosophical Manuscript. Pandangan mengenai keterasingan manusia ini juga sangat dipengaruhi oleh pandangan Hegel yang juga membicarakan hal yang sama. Namun, apabila Hegel memberi dasar falsafah ekonominya bahwa bekerja adalah inti dari nilai ekonomis. Dan kerja merupakan keterasingan sekaligus realisasi diri sendiri. Tidak demikian halnya dengan Mark, dia tidak setuju kalau kerja itu diidentifikasikan dengan keterasingan. Keterasingan bukan terletak dalam hubungan manusia dengan alam, melainkan dalam terlepasnya manusia dari alam, dalam hubungan yang tidak manusiawi dengan alam.
Mark menerangkan bahwa dalam pekerjaannya manusia mengalami empat lapis keterasingannya, yaitu; keterasingan dari hasil kerjanya, keterasingan dari tindakan berproduksi, keterasingan dari sesama manusianya dan, keterasingan dari speciesnya. (Sutarjo Adisusilo, J.R., 2007: 155).
Keterasingan manusia mempunyai dasar empirisnya dalam apa yang dinamakan pembagian kerja. Pembagian kerja mengarah pada masyarakat berkelas, karena pembagian kerja menentukan hubungan antar individu dalam soal bahan, alat dan hasil kerja. Oleh karena itu masyarakat seperti itu (kapitalis) harus dirombak dan diganti dengan masyarakat tak berkelas (komunis).
Dalam tulisannya bersama F. Engels yang berjudul The German Ideology, Mark menerangkan bagaimana pembagian kerja berkembang sejalan dengan pertumbuhan produktivitas, kebutuhan, dan pertambahan penduduk. Perkembangan pembagian kerja itu mulai dengan taraf pembagian kerja yang alamiah berdasarkan pembawaan yang alamiah; mulai dengan berdasarkan sistem keluarga, lalu system sosial, dan akhirnya berdasarkan kecakapan dan milik.
Selanjutnya Mark mengatakan bahwa adanya pembagian kerja berarti adanya pertentangan kepentingan perorangan atau suatu keluarga dengan kepentingan bersama dari semua individu yang bergaul satu sama lain. Bagi Mark, kepentingan bersama itu tidak hanya berada dalam bayangan belaka melainkan sungguh hadir dalam kenyataan sebagai saling ketergantungan antar perorangan kepada siapa pekerjaan dibagi-bagikan. Dan pembagian kerja itu juga erat berhubungan bahkan menyebabkan keterasingan manusia dari pekerjaannya.

Sumber:

0 comments:

Post a Comment