Kebaikan atau kebajikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seseorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meniggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri, dan sebagainya. Justru karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal kebajikan.
Manusia sebagai makhluk sosial, sudah sewajarnya manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.
Baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Mesakipun demikian, haris dinilai dan diukur menurut suara atau pendapat umum. Di sini tidak berarti bahwa pendapat umum atau kepentingan umum itu di atas segala-galanya, sehingga suara hati, pendapat atau kepentingan pribadi diperkosa begitu saja.
Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kit, suara hati masyarakat, dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun. berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah pada siapa pun, berpakaian sopan agar terlihat baik.
Sumber:
- Seri Diklat Kuliah IBD Gunadarma
0 comments:
Post a Comment