Friday, May 28, 2010

Kecurangan

Kecurangan atau curang identik dengan ketidak jujuran, dan sama dengan licik. Sudah tentu kecurangan adalah lawan dari jujur. 

Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Sebuah hasil yang didapatkan oleh seseorang dengan tidak wajar. Yang dimaksud dengan keuntungan di sini adalah keuntungan berupa materi. Mereka yang berbuat curang menganggap akan mendatangkan kesenangan atau keenakkan, meskipun orang lain menderita karenanya.

Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayanaan yang berlebihan dengan tujuan dianggap sebagai orang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya menderita. Orang seperti itu biasanya tidak senang bila ada yang menyainginnya. Padahal agama apa pun tidak membenarkan orang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain, lenih lagi mengumpulkan harta dengan jalan curang. Hal semacam ini dalam istilah agama, tidak diridhoi Tuhan.

Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada empat aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban, dan aspek teknik. Apabila keempat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, bila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan terjadilah kecurangan. 
Dalam pewayangan soal baik dan buruk ini juga diajukan tidak secara teori, juga tidak ditunjuk jelas apakah yang menjadi ukuran baik. Namun jelas sekali ajaran perwayangan secara konkrit, ksatria yang dianggap sebagai wakil kebaikan, kalau berperang melawan raksasa sebagai wakil kebalikan baik itu, tentu menang; tidak selalu segera, tetapi kemenangan terakhir tentulah pada kebaikan.

Sumber:
  • Diklat Kuliah IBD Gunadarma

0 comments:

Post a Comment