Saturday, April 9, 2011

Mati Satu, Tumbuh Lima

Kucing ku, Kiplik telah wafat hampir setahun lalu. Rasanya sedih sih, tapi waktu menghapus semuanya. Semenjak kepergian Kiplik, makin banyak aja kucing-kucing liar pada dateng ke rumah gue. Gatau mau berkunjung ke makam Kiplik, berteduh, atau hanya sekedar lewat depan halaman rumah. Mereka semua lumayan bisa ngehibur gue. Kangen juga punya kucing :')


Beberapa minggu setelahnya doa gue dikabulin. OMG, ada induk kucing bersarang di gudang belakang rumah gue dan dia beranak! Masalahnya anaknya ada lima! Banak bangeet. Gue cuma geleng-geleng kepala. Adek gue pada kegirangan mereka seneng banget berasa kucing-kucing kecil itu punya mereka sendiri. Padahal semua kucing itu berstatus liar.

Sampe sekarang anak-anak kucing itu masih hidup dan tinggal di rumah gue. Mereka tumbuh jadi kucing-kucing kecil yang super lincah dan sepertinya gembira setiap hari. Mereka selalu lompat-lompat kalo lagi bermain bersama. Lucu juga ngeliatnya, kadang suka gue ajak main (baca: injek-injek pake sendal). Lucu sih hi hi hi.

Oh ya, kan anak kucingnya ada lima tuh. Tapi suatu saat ada tukang sayur langganan emak gue markir gerobaknya di halaman. Sebuah benda besar berisi makanan-makanan kucing (baca: ikan) mengundang mereka para kucing kecil untuk masuk ke dalamnya. Yup, salah satu anak kucing itu masuk ke dalem gerobak tukang sayur sampe kebawa pulang. Siangnya tukang sayur itu nelfon ibu, bilang kalo anak kucingnya kebawa satu. Gue sih cuma ketawa aja. Kok bisa sih kucing kecil bego itu ga sadar kalo gerobaknya jalan? Kok dia ga turun? God knows evrything-lah (apa sih ga nyambung hehe). Daagh, mau dota dulu. bosen ngerjain tugas!

0 comments:

Post a Comment